Pocong ikutan "Ngekost" semalam (Sebuah Cerpen)
"Duuhh... Seraamm.." (Sebuah Pengalaman Mistis)
Menunggu pengumuman UTBK yang tidak lama lagi akan digelar membuat ingatanku melayang ketika menjadi seorang Mahasiswa di salah satu PTN sesuai harapanku. Kebetulan adik perempuanku yang lebih dulu lulus di kampus yang sama meski berbeda jurusan sudah bekerja. Sehingga kami dapat tinggal di tempat kost yang sama. Meskipun demikian karena ukuran kamar hanya sekitar 2 x 2 m maka kami menempati kamar yang terpisah, tetapi tetap bersebelahan. Rumah kost yang kutempati memiliki sekitar 8 kamar yang membentuk kotak dimana lokasi ditengah adalah tempat menjemur pakaian, dan berada di lantai 2 dengan tangga yang cukup sempit karena hanya dapat dilewati satu orang secara bergantian. Minimnya fasilitas sesuai dengan harga sewa per bulan, murah meriah.
Tiga bulan tinggal disana membuatku dapat mengamati segala kegiatan teman-teman kost atau pemilik kost. Pernah kutemukan suatu hal yang belum pernah kulihat sebelumnya, pemilik kost menyiapkan sebuah nampan yang berisi segelas kopi hitam juga beberapa batang rokok, beberapa kuntum bunga, pisang dan entah apa lagi karena sebelum aku benar-benar jelas melihatnya tiba-tiba pemilik kost menyapaku, "baru pulang kuliah mbak..?" dengan ekspresi curiga dan sepertinya tidak suka dengan rasa ingin tahuku yang tidak dapat kutahan lagi. "eh..i.i.iya bu.." jawabku seraya terus menaiki lantai atas dengan tergesa-gesa. Duh..ketahuan deh! ucapku dalam hati. Malam itu aku menunggu adikku pulang kerja karena baru pulang shift sore pukul 23.00 WIB. Maklum, aku harus berjaga untuk membuka pintu gerbang di lantai bawah mengingat pasti pemilik kost sudah beristirahat di peraduannya. Begitupun teman-teman kostku sudah terlelap sejak pukul 21.00, jadi suasana malam itu sungguh mencekam buatku, mengingat siang tadi aku melihat sesajen atau sesaji yang entah untuk apa, aku tidak terlalu ingin memikirkannya. Sekitar pukul 22.30 WIB aku mendengar suara langkah-langkah kaki di tempat menjemur pakaian. Secara perlahan aku mengintip melalui jendela kamar. Betapa terkejutnya aku karena ternyata sang pemilik kost sudah berada di tengah tempat jemuran yang luasnya sekitar 4 x 4 m, tampak di tangannya sesajen yang siang tadi kulihat. Kuperhatikan mulutnya komat-kamit seolah mengucapkan sesuatu yang tidak jelas kudengar. Karena takut terpergok lagi, maka cepat-cepat aku kembali ke tempat tidurku. Hanya sebuah kasur dilantai dengan bantal dan guling serta sebuah selimut penghangat badan. Tiba-tiba pintuku diketuk orang dari luar...! "Tok..tok..tok! Waduh..gawat.. apakah Pemilik Kost yang mengetuk pintu kamarku? Dengan ragu - ragu kubuka pintu kamarku. Astaghfirullah...! Kosong.. ! Tidak ada siapapun di depan kamarku. Secepat kilat kututup lagi pintu kamarku. Tentu dengan perlahan karena kuatir membangunkan teman-teman kostku, apalagi pemilik kost. Ya Allah, bulu kuduk saat itu meremang, kulirik jam dinding menunjukkan pukul 22.40 WIB. Kapan adikku pulang ya Allah.. Aku kembali membaringkan tubuhku dengan merapatkan selimut. Tidak ada suara apapun.. sepi sekali..senyap.. karena gelisah maka aku tidur menghadap ke dinding kamar seraya menenangkan hati. Hm, perasaan ada seseorang yang tidur di sebelahku, kok kasurku jadi tidak nyaman ya, jadi tidak enak perasaanku saat itu, lalu aku berpaling dan .....Waaaaaaa...!!!!! Di sampingku ada sesosok tubuh menyerupai manusia yang tidur membelakangiku, berselimut kain putih panjang tanpa ikatan apapun di bagian kepalanya, sekilas tampak seperti seorang pria yang tinggi besar. Astaghfirullah..! Mulutku serasa terkunci, tidak mampu berteriak. Tubuhku kaku, tidak dapat bergerak. Dalam keadaan terpojok seperti itu aku masih mengingat ayat suci Al Qur'an. Aku baca dalam hati seraya memejamkan mata karena tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi bila tiba-tiba "ia" berpaling dan memamerkan wajahnya kepadaku kemudian mengucapkan "Cilukbaaa???!" Amit-amiit..!! Alhamdulillah setelah membacakan ayat-ayat suci ada suara teriakan keras yang berasal dari depan pintu kamarku, "Aaaaaaaa...!!! Keberanianku mulai muncul dan membuka mataku. Keringat mengucur deras. Ya Allah terima kasih atas perlindungan-MU. Tubuhku terasa lemas, detak jantungku tidak teratur karena ketakutan yang amat sangat. Tiba - tiba ada suara memanggilku dari luar, "Mbak..! Udah tidur belum?". Suara adikku, kulirik jam dinding yang menunjuk pukul 23.10 WIB. "Belum.." jawabku seraya membuka pintu kamar dan mengajaknya masuk ke kamarku. "Malam ini aku tidur di kamarmu aja ya.." ucapku dengan wajah pucat seraya menceritakan apa yang baru saja kualami. Akhirnya malam itu aku tidur di kamar adikku karena akhirnya iapun merasa takut dan khawatir bila kejadian itu terulang lagi... Hiiii...seraaaamm...! Upss...! Jika aku masih di dalam kamar.. lalu siapa yang membukakan pintu gerbang untuk adikku di lantai satu..?????
***
Sampai Jumpa!