Ternyata ini rasanya divaksin...
JURNAL VAKSINASI
1. Rabu, 17 Februari 2021
Instruksi dari atasan untuk mengisi data calon penerima vaksin Corona melalui aplikasi online. Kami harus mengisi data-data pribadi termasuk NIK dan penyakit bawaan yang diderita. Saya berkoordinasi dengan Tim Management untuk melaksanakan kegiatan pendataan sebaik-baiknya dan memastikan semua Guru telah terdata sesuai DUK (Daftar Urutan Kepegawaian) dan mengirim kembali data tersebut secara online.
2. Selasa, 23 Februari 2021
Hari ini muncul Surat Pemberitahuan mengenai jadwal pelaksanaan vaksinasi bagi Guru ASN dan Guru Honorer. Saya dijadwalkan pada hari Kamis 25 Februari 2021 pukul. 10.00 - 12.00 WIB untuk datang dan menerima vaksin di RSUD Provinsi Banten. Mulai timbul pertanyaan apakah saya dan teman-teman termasuk orang yang aman menerima vaksin? Bahkan saya sempat mencari informasi efek samping terkait kegiatan vaksinasi, termasuk menerka-nerka apakah penyakit alergi yang saya derita termasuk dalam penyakit autoimun yang sangat dilarang menerima vaksin. Karena ada kegiatan webinar dengan salah satu kampus swasta yang dijadwalkan selasa 23 Februari 2021 maka konsentrasi saya berganti ke arah persiapan kegitan webinar level internasional yang melibatkan tim dosen dari Malaysia. Kegiatan webinar tersebut mengusung tema tentang industri pariwisata pada masa pandemi COVID-19. Hari ini banyak teman-teman yang menanyakan teknis keberangkatan menuju RSUD Provinsi Banten. Bahkan banyak yang menghubungi saya secara pribadi melalui aplikasi chat online terkait penyakit-penyakit bawaan yang mereka derita, padahal saya bukan Dokter ya wkwkwkwk..! Bahkan ada dua orang teman Guru yang melapor sedang hamil 1 bulan dan 6 bulan. Ada pula Guru yang berdiskusi seru di grup tentang boleh atau tidaknya ibu yang menyusui menerima vaksinasi, ck..ck..ck..luar biasa! Tetapi akhirnya untuk teknis keberangkatan diserahkan kepada pribadi guru masing-masing, mengingat sekolah hanya memiliki satu unit mobil operasional yang hanya dapat mengangkut enam orang dan kami berharap guru yang memiliki kendaraan dapat membantu teman-teman yang lain agar sampai dengan selamat di RSUD Banten. Saya juga mendapat informasi bahwa Kepala Sekolah dan Kabag TU, dijadwalkan menerima vaksin pada Rabu 24 Februari 2021 mulai pukul. 13.00 - 15.00 WIB. "Wkwkwkwk..! Sori pak bos.. duluan dah! Saya menyusul kamis ya hik..hik..hik...!' ujar saya menggoda, "Awas ya Bu Etik kalo kabur...! Ini perintah..!" jawabnya. Maklum beliau tahu jika saya takut dengan jarum suntik yang kecil wkwkwkwk...! Siang harinya saya mengikuti kegiatan webinar mulai dari jam 13.00 sampai 17.00 WIB ck..ck..ck..! Mantap jiwa.. seru diskusinya sampai lupa waktu.
3. Rabu, 24 Februari 2021
Saya melaksanakan PJJ seperti biasa dengan peserta didik dan berkonsultasi dengan Kepala Sekolah tentang teknis keberangkatan rombongan Guru ASN sebelum beliau berangkat bersama para Kepala Sekolah yang lain, dan kebetulan titik kumpulnya adalah disekolah tempat saya mengajar. Hm, ramai dan seru ketika mereka mengobrol sebelum berangkat menuju RSUD pada pukul. 10.00 WIB. Saya dan management memastikan siapa saja Guru yang membawa mobil pribadi dan siapa saja yang ikut di dalamnya sebagai bahan laporan kepada Kepala Sekolah. Disela-sela kesibukan rutin, saya menelpon salah seorang Dokter dan menanyakan seputar penyakit alergi yang saya derita. Kebetulan sejak tahun 2000 saya sudah tidak lagi mengkonsumsi alergen (penyebab alergi). Alhamdulillah sedikit banyak mendapatkan pencerahan seputar vaksinasi. Meskipun beliau menyarankan untuk konsultasi ulang di meja khusus sebelum sampai ke meja vaksinasi. Dokter yang bertugas, akan memutuskan apakah saya aman untuk diberikan vaksin atau tidak. Hm... jadi tambah penasaran nih. wkwkwkwk...! Sore harinya sekitar pukul. 15.00 WIB di tengah hujan deras tiba-tiba Kepala Sekolah memberi kabar bahwa rombongan Kepala Sekolah akan segera tiba disekolah untuk berteduh dari hujan dan beristirahat, seperti biasa kopi dan camilan saya siapkan dengan senang hati, seraya ingin mendengar cerita dan pengalaman mereka setelah vaksinasi. Saya mendapat informasi bahwa ada empat meja yang harus dilewati pada proses vaksinasi. Meja 1 adalah tempat pendaftaran dan pengecekan data calon penerima vaksin, bila nama dan NIK kita tidak terdata maka akan dijadwalkan ulang pada tahap berikutnya. Bila lolos dari Meja 1 maka dapat melanjutkan ke meja 2 yaitu pemeriksaan kesehatan melalui wawancara dan pemeriksaan suhu tubuh juga tekanan darah (tensi) calon penerima vaksin. Jika pada meja 2 dinyatakan sehat melalui pemeriksaan Dokter yang bertugas disana maka kita dapat menuju Meja 3 untuk menerima vaksin. Suntikan vaksin diberikan pada lengan atas sebelah kiri, jadi pastikan pakaian yang kita gunakan pada saat vaksinasi tidak menghalangi Dokter yang bertugas memberikan suntikan vaksin. Setelah selesai mendapatkan vaksin maka kita diarahkan ke Meja 4 untuk mendapatkan jadwal vaksinasi kedua sekaligus menunggu reaksi setelah divaksin sekitar 30 menit. Bila tidak mengalami keluhan atau reaksi alergi maka kita dapat kembali ke rumah masing-masing. Alhamdulillah dapat pencerahan untuk kegiatan vaksinasi saya esok hari wkwkwkwk...!
to be continued...
4. Kamis, 25 Februari 2021
Saya bangun sekitar pukul 04.00 WIB dan mungkin cukup tidur karena pukul 21.30 WIB saya sudah beristirahat. Maklum semalam pulang dari sekolah ba'da magrib karena menunggu hujan reda, tetapi akhirnya di tengah hujan deras terpaksa pulang. Meskipun mantel yang saya gunakan cukup tebal, tetapi karena mengendarai motor di jalan komplek perumahan tentu harus pelan-pelan wkwkwkwk..! Kedinginan sih.. laah..malah curhat yaa..?? Setelah mandi dan sarapan pagi langsung kupacu sepeda motorku jarum jam tak mau menunggu, maklum... buru-buru.. trafficlight aku lewati, lampu merah tak perduli..jalan terus..wkwkwk..! Malah nyanyi nih..;Alhamdulillah sekitar pukul.07.00 WIB saya sudah di sekolah dan disambut dengan senyum teman-teman rombongan mobil operasional. Beuh... ternyata ada pekerjaan yang harus saya selesaikan dulu, sehingga pukul 08.00 WIB kami berangkat ke lokasi kegiatan vaksinasi yang memerlukan waktu dua jam perjalanan lewat Toll. Minuman dan camilan tetap kami bawa, siapa tahu diperlukan. Saya bersama tiga orang teman dalam satu mobil, tetap protokol kesehatan kami terapkan. Alhamdulillah setelah dua jam akhirnya kami sampai di lokasi dan cukup lama mencari tempat parkir, maklum ramai. Tempat yang disediakan Panitia sangat luas karena berada di lokasi parkir lengkap dengan tenda juga meja dan kursi yang ditata sedemikian rupa. Saya mendapat nomor antrian sekitar 800-an, dan teman-teman yang datang lebih dulu mendapat nomor antrian 500-an. Luar Biasa..! Duduk manis menunggu dipanggil bagian pendaftaran. Ketika menunggu itulah ada salah seorang teman bertanya kepada saya mengapa mata sebelah kanan saya merah di bagian pojok dekat ekor mata. Saya jawab, "Oh ya? waduh ga tau deh..". Saya sempat berselancar di internet untuk mencari tahu penyebab mata merah, lalu sampailah saya pada satu kesimpulan bahwa terlalu lama didepan komputer itulah penyebabnya. Setelah sekitar satu jam menunggu akhirnya nomor antrian saya mendapatkan panggilan. Langkah kaki saya percepat untuk mencapai meja yang jaraknya sekitar 50 m dari tempat saya menunggu. Saya perhatikan ada banyak sekali meja di dalam sebuah tenda yang besar berjajar rapi dilengkapi dua orang petugas pada masing-masing meja. Saya menuju meja yang kosong dan hanya ada satu petugas dilengkapi dengan laptop yang menyala. Petugas tersebut meminta saya menunjukkan KTP dan mengisi data kehadiran, setelah itu saya dipersilahkan menuju meja kedua. Dua orang petugas sudah menunggu saya dan meminta saya menunjukkan KTP lagi. Sepertinya yang satu adalah seorang Dokter, dan yang lainnya perawat. Sebelum Dokter yang bertugas mewawancari saya atau istilahnya scrining, Perawat memeriksa suhu tubuh dan tekanan darah. Hasilnya adalah tekanan darah saya cukup tinggi dan suhu 35.5 derajat Celcius. Aneh, biasanya tekanan darah saya 110/90 dan terhitung rendah. Akhirnya untuk menunggu pengecekan ulang tekanan darah, saya harus menjawab beberapa pertanyaan. Bahkan Dokter sempat memeriksa mata saya yang merah dan menyarankan agar cukup beristirahat dan tidak menggunakan bantal pada saat tidur. Pertanyaan yang diberikan misalnya apakah sebelumnya pernah terinfeksi Covid, apakah sedang hamil dan menyusui, dan lain-lain. Alhamdulillah setelah mendapat penjelasan dari Dokter yang bertugas, penyakit alergi yang saya derita bukanlah penyakit autoimun jadi hati saya lebih tenang. seiring dengan ketenangan yang saya rasakan maka ketika tekanan darah saya diukur ulang maka didapatkan hasil normal dan Dokter menuliskan kesimpulan pada dokumen scrining bahwa saya boleh mendapatkan suntikan vaksin Covid. Kemudian saya dipersilahkan menuju meja ketiga untuk mendapatkan suntikan. Kembali petugasnya meminta saya menunjukkan KTP. Akhirnya saya mendapatkan suntikan vaksin pada lengan atas sebelah kiri. Alhamdulillah... Sampailah saya pada meja keempat dimana saya harus menunggu kemungkinan reaksi alergi yang muncul selama kurang lebih 30 menit. Selama saya menunggu ternyata teman-teman saya sudah ada yang selesai dan boleh pulang. Akhirnya saya mendapatkan kertas jadwal suntikan vaksin yang kedua pada bulan Maret 2021. Alhamdulillah diberikan kelancaran dan keselamatan diperjalanan sehingga pukul. 14.30 WIB kami sudah sampai kembali disekolah. Tetapi mata mulai berat dan sangat mengantuk.. apakah ini efek samping vaksin? Atau efek kekenyangan karena saya menghabiskan banyak sekali makanan di Rumah Makan wkwkwk..! Beda tipis ini... dan akhirnya tertidur di sofa dengan pulas.... Hm, lalu bagaimana dengan esok hari...? Entahlah... saya juga penasaran... wkwkwkwk..!